Thursday, November 26, 2020

Dear Kamu - Rumah Yang Kau Tuju


Cerita masa lalu dengan mantan itu tak pernah sederhana. Mendengar ceritanya secara detail tentang mantannya hanya akan membuat hatimu memar
Coba tanya ke pikiranmu sendiri, apa benar kisah tentang mantan itu sesederhana diucapkan? Pada akhirnya pembicaraan tentang mantan memang tak perlu dilakukan. Cerita masa lalu ini hanya akan membuat perasaanmu terluka. Ketika pasanganmu bercerita tentang cerita masa lalunya, bukan lega yang kamu dapat. Melainkan memar di hati yang semakin lebam.

Friday, November 13, 2020

Teruntuk Pacar - Apapun Alasannya Ngomongin Mantan itu Sia Sia


Ada yang bilang membicarakan mantan itu proses pendewasaan, dan membuat kalian belajar untuk tak mengulang kesalahan. Tapi ada juga yang berpikiran, membicarakan mantan itu hal tabu yang tak membawa keuntungan. Malah urusan masa lalu yang diungkit bisa saja menjelma batu yang bisa mengganjal hubungan.
ebenarnya hubungan yang sehat pun cukup dengan saling berbagi pikiran untuk masa depan. Tentang mantan itu urusan belakang yang bisa dibicarakan bisa juga tidak, tergantung keputusan masing-masing orang. Nah, sebagai bukti membahas persoalan mantan itu tak diperlukan, beberapa alasan ini menjelaskannya.

1. Bertanya soal mantan sama dengan menengok langsung ke belakang. Padahal melirik ke spion untuk sekadar memperhatikan sudah cukup
Kamu ataupun pasanganmu pasti punya cerita dari masa lalu terkait mantan. Cerita itu pun pasti tersipan rapi dan baik dalam ingatan. Tapi, bukan berarti persoalan mantan bisa dengan mudah kamu bahas. Apalagi kalau cerita tentang mantan dari pasanganmu itu kurang menyenangkan untuk diingat kembali.
Alih-alih bertanya soal mantan justru membuat beban pikiran pasangan, karena harus mengingat hal yang sudah coba dilupakan. Kenapa kamu nggak mengurus kisah masa lalumu sendiri. Mengubah kesalahan masa lalumu menjadi pelajaran yang baik untuk hubungan kalian ke depannya.
Jika diibaratkan, bertanya soal mantan itu seperti saat mengemudi dan tiba-tiba kamu memutuskan untuk menengok langsung kebelakang. Alasnnya cuma satu, ingin tahu dengan jelas atau menyelidiki bagaimana kondisi sebenarnya. Padahal segala sesuatu yang ada dibelakang itu diperhatikan sewajarnya saja, seperti halnya kamu melirik ke spion. Kenapa juga sih nggak bisa lihat ke depan aja?



Kamu ataupun pasanganmu pasti punya cerita dari masa lalu terkait mantan.
Tapi, bukan berarti persoalan mantan bisa dengan mudah kamu bahas.
Kenapa kamu nggak mengurus kisah masa lalumu sendiri. 
Mengubah kesalahan masa lalumu menjadi pelajaran yang baik untuk hubungan kalian ke depannya.


2. Seperti belati, pembicaraan mantannya itu bisa saja melukai perasaan pasanganmu sendiri. Jangan sampai juga mempengaruhi komunikasi dengan pasanganmu kini
Ada beberapa hal tentang mantan yang terlalu sensitif untuk diceritakan. Bisa saja kenangan diselingkuhi, diabaikan begitu saja, atau bahkan dicampakkan dengan alasan yang tak masuk akal.
Sebelum terlanjur membahas, lalu perasaan kamu tergores kembali. Meski goresan itu kecil sekali, tetap saja bisa mempengaruhi komunikasi kamu dan dia yang sudah dibangun dengan susah payah. Yakin kamu mau hal itu terjadi? Pikirkan lagi, jika hubunganmu ini lebih berarti daripada persoalan masa lalu semata.

Mantan =  Belati
pembicaraan mantannya itu bisa saja melukai perasaan pasanganmu sendiri.
Ada beberapa hal tentang mantan yang terlalu sensitif untuk diceritakan.
Yakin kamu mau hal itu terjadi?

3. Cerita masa lalu dengan mantan itu tak pernah sederhana. Mendengar ceritanya secara detail tentang mantannya hanya akan membuat hatimu memar
Coba tanya ke pikiranmu sendiri, apa benar kisah tentang mantan itu sesederhana diucapkan? Pada akhirnya pembicaraan tentang mantan memang tak perlu dilakukan. Cerita masa lalu ini hanya akan membuat perasaanmu terluka. Ketika pasanganmu bercerita tentang cerita masa lalunya, bukan lega yang kamu dapat. Melainkan memar di hati yang semakin lebam.

Ketika pasanganmu bercerita tentang cerita masa lalunya, 
bukan lega yang kamu dapat. 
Melainkan memar di hati yang semakin lebam.

4. Masa lalu itu sepenuhnya milik pasanganmu, biarkan dia yang menentukan akan membaginya ke kamu atau tidak
Kamu boleh merasa, masa depannya adalah milikmu. Tapi ingat, masa lalunya tetap milik pasangamu sendiri, begitupun dengan masa lalumu. Orang tak ada hak untuk mengungkitnya. Toh, masa lalu layaknya guru privat yang memberi pelajaran langsung ke dirinya saja. Urusan kelak dia akan membagi pelajaran itu atau tidak pun jadi keputusan pribadi. Beruntung kalau dia mau membagi meski sedikit, tapi tak rugi juga kalau dia memutuskan untuk menyimpannya rapat-rapat.

Ketika pasanganmu bercerita tentang cerita masa lalunya, bukan lega yang kamu dapat melainkan memar di hati yang semakin lebam.
Masa lalu itu sepenuhnya milik pasanganmu, biarkan dia yang menentukan akan membaginya ke kamu atau tidak.
kamu sudah seharusnya bisa membatasi rasa penasaran. Ada hal yang memang perlu kamu ketahui, tapi ada hal yang nggak perlu diketahu. 
Apalagi persoalan itu menyangkut privasi seseorang. Bedanya aral rintangan yang lain itu nggak bisa dihindari dan perlu kegigihan kalian untuk melewatinya. Sedangkan batu adalah rintang biasa yang masih bisa dihindari bahkan disingkirkan sebelum kamu melewatinya. Jadi masih perlu membicarakan mantan dan masa lalu?

5. Penasaran boleh, tapi kamu bukan anak kecil yang bisa terus merengek. Sebab kamu sudah paham akan batasan mana yang perlu dan mana yang tak perlu diketahui
Sedari kecil rasa penasaran itu pasti ada dipikiran seseorang. Memang rasa penasaran kadanga baik sebagai bentuk ketertarikan, minat atau bagian pembelajaran. Tapi, sebagai orang yang cukup dewasa, kamu sudah seharusnya bisa membatasi rasa penasaran. Ada hal yang memang perlu kamu ketahui, tapi ada hal yang nggak perlu diketahu. Apalagi persoalan itu menyangkut privasi seseorang.

kamu sudah seharusnya bisa membatasi rasa penasaran. 
Ada hal yang memang perlu kamu ketahui, 
tapi ada hal yang nggak perlu diketahu. 
Apalagi persoalan itu menyangkut privasi seseorang.

Kamu memang pasanganya, tapi bukan berarti kamu berhak merengek meminta dia membicarakan tentang mantannya. Alih-alih terus memancing pembicaraan mantan membuat kamu tampak kekanak-kanakan, lebih baik kamu membicarakan hal lain yang lebih penting untuk hubungan kalian ke depan. Pemikiran seperti itu pun lebih terlihat dewasa dimata pasangan.

6. Mantan itu kayak batu yang mengganjal hubungan. Udahlah nggak usah dibicarakan…
Kamu dan dia pasti selalu berharap hubungan ini terus melaju ke depan tanpa hambatan. Namun, yang namanya kenyataan pasti berbeda dengan harapan. Kelokan, jalan berlumpur, tanjakan atau turunan curam pasti ada di jalan kalian. Nah, urusan mantan ini sama saja seperti batu yang bisa mengganjal hubungan kalian.

Bedanya aral rintangan yang lain itu nggak bisa dihindari dan perlu kegigihan kalian untuk melewatinya. Sedangkan batu adalah rintang biasa yang masih bisa dihindari bahkan disingkirkan sebelum kamu melewatinya. Jadi masih perlu membicarakan mantan dan masa lalu?

Sudahlah, masa depan kalian lebih menyenangkan untuk dibicarakan. Masih banyak juga hal di masa depan yang perlu dipikirkan mantang-matang. Jangan buang baktu kalian untuk membahas hal yang sudah jauh dibelakang. Apapun yang sudah tertinggal di belakang memang sudah seharusnya ada di sana.

Thursday, November 12, 2020

Selamat Datang di Zona Belajar Mengikhlaskan - Setidaknya Aku Penah Bahagia


Selamat Datang di Zona Belajar Mengikhlaskan, setidaknya aku penah bahagia

Untukmu yang ragu dan memilih pergi, terima kasih. Darimu aku belajar tentang makna hidup yang sebenarnya.
Menikah mungkin mimpi bagi sebagian besar orang. Namun menikah tidak semudah yang dipikirkan. Ada yang lancar, ada yang harus menunda karena alasan tertentu, bahkan, ada yang harus menelan pil pahit karena gagal total.
Jangan ditanya bagaimana sedihnya. Butuh waktu untukku bisa mengerti hikmah di balik semua kejadian ini. Dan juga, butuh waktu yang tak sebentar pula untuk belajar tentang mengikhlaskan kamu yang memilih pergi.
Jelas ini adalah ujian terberat untukku, tapi, bukankah ini tanda aku akan naik kelas?
Saat dia memilih pergi, di saat pernikahan yang tinggal menghitung hari, ini adalah kepedihan yang baru sekali ini aku rasakan. Rasa diabaikan dan tidak dihargai jelas yang mendominasi. Pengorbanan yang selama ini aku lakukan, seakan tidak dipandang sama sekali.
Namun, demi secercah harapan untuk bangkit lagi, aku percaya ini adalah ujian yang Tuhan berikan agar aku bisa naik kelas. Menjadi pribadi yang lebih bijak dalam memandang sebuah kegagalan.
Omongan demi omongan berusaha aku balas dengan senyum kepalsuan. Mereka hanya tak tahu apa yang sedang aku rasakan
Kalau saja mereka tahu,
bagaimana kerasnya aku berusaha mengikhlaskan kamu, 
mungkin cibiran itu tak akan pernah datang. Tapi sayangnya, 
orang lain selalu hanya menilai dari luarnya saja. Tanpa pernah mau berempati pada apa yang sedang aku rasakan.
Aku memang kepalang menanggung malu. 
Segala persiapan pernikahan kita telah mendekati selesai. 
Undangan pun terlanjur disebarkan. Tapi tiba-tiba dengan entengnya kamu memilih pergi meninggalkan. 
Kamu tak pernah paham bagaimana rasanya menjadi aku, 
dengan sisa keberanian yang aku punya, 
harus kembali mengabarkan bahwa pernikahan kita gagal dilaksanakan.
Kadang bukan empati yang aku dapatkan. 
Namun justru banyak cibiran yang datang kepadaku dengan nada meremehkan.
Meskipun kita tidak dipersatukan oleh doa yang mengikat, tapi kini aku menjelma menjadi pribadi yang kuat
Setelah ratusan hari aku lewati pasca-kejadian itu, aku merasa kembali lahir menjadi sosok yang baru. Sosok yang aku rasa menjadi lebih kuat dari sebelumnya. Luka yang kamu torehkan memang begitu dalam. Hingga aku hampir putus asa dan merasa tak akan pernah mampu menyembuhkannya kembali. Tapi, ternyata perkiraanku salah, justru luka ini yang membuatku menjadi orang yang lebih legawa dalam menghadapi kegagalan.

Pada akhirnya lagi-lagi aku ingin berterima kasih, 
sudah membentukku sebagai pribadi yang sedemikian rupa 
dari luka yang pernah kamu berikan. Mungkin jika tak ada kejadian yang sangat menyakitkan ini, 
aku tak akan menjadi seseorang yang setegar ini.

Ya, setidaknya aku pernah bahagia. 
Meskipun apa yang aku kehendaki bertentangan dengan takdir semesta
Setidaknya aku pernah bahagia. 
Meski kesempatan berbahagia yang diberikan padaku sangatlah singkat. Namun, kini aku sadar, 
patah hati diberikan untukku agar aku bisa lebih menghargai apa itu bahagia. Setelah ini, 
aku jadi punya pandangan bahwa bahagia itu sebenarnya sederhana saja. 
Tak perlu muluk-muluk untuk mendapatkannya.

Semoga kini kamu juga merasakan bahagia versimu sendiri. Selamat berbahagia atas pilihan yang kamu ambil ini 
dan aku berdoa semoga kamu tak menyesalinya.

Aku masih percaya konsep jodoh yang Tuhan janjikan. Mungkin aku hanya belum menemukan
Seperti yang Tuhan pernah janjikan bahwa jodoh tak akan pernah tertukar

Aku hanya menunggu waktu saja. Tak apa aku terluka, tak masalah kini aku berduka, tapi kelak akan ada seseorang yang benar-benar membuatku tahu,
 makna cinta yang sebenarnya. Darinya aku akan belajar 
 bagaimana cinta sejati dipersatukan semesta.

Sementara aku masih tenggelam dalam kesendirian ini, setiap malam tak pernah putus kurapal doa-doa. Agar bahagia yang sempat hilang, segera ada gantinya.