Sunday, January 3, 2021

Terima Kasih Karena Aku Menikmati Setiap Momen Kebersamaan || Narasi Rindu


Hubungan Ini Memang Baru Berjalan Sebentar, tapi Kuyakin Kamulah yang Tuhan Kirimkan

Aku memiliki kenangan indah bersamamu. Kenangan sejak saat awal kita bertemu hingga saat ini. Mungkin bagi orang lain kenangan tersebut masih dalam taraf biasa saja, tapi bagiku itu merupakan hal manis yang tak mudah dilupakan. Oleh karenanya, hubungan kita pun terjalin juga. Bersamamu, kuputuskan untuk membangun sebuah hubungan masa depan.

Ketika orang sekitar mendengarnya, mungkin dianggap berlebihan karena hubungan yang kujalin denganmu ini baru sebentar. Jika dibandingkan dengan yang lain tentu berbeda. Banyak yang sudah cukup lama berhubungan, tetapi mereka belum ada niat untuk masa depan. Salah satu alasannya karena dirasa belum ada keyakinan terhadap pasangan.

Sebaliknya denganku, yang sudah yakin bahwa kamulah pendamping yang Tuhan kirimkan untuk menemaniku. Beragam hal yang kupunya merupakan alasan kuat di balik keyakinan ini. Semoga kamu pun begitu, seperti apa yang telah aku rasa hingga yakin kepadamu walau hubungan baru berjalan sebentar.

Pertemuan awal kita memang biasa saja. Siapa yang kira akhirnya kita saling punya rasa?

Seringkali orang bilang kalau rasa cinta dan sayang tumbuh seiring berjalannya waktu. Ya, itu benar dan kini kualami. Pertemuan pertama kita boleh dibilang biasa saja, namun lambat laun memunculkan rasa. Rasa di mana kamu dan aku sama-sama saling memiliki dan menyayangi. Dulu aku tak menyangka akan seperti ini, tapi ternyata demikian terjadi.

Kadang, ada pertanyaan yang menghinggapi pikiranku mengapa ada rasa padahal baru sebentar? Lantas aku mencoba memahami bahwa mungkin inilah rencana Tuhan, yang dibuatkan untukmu dan diriku. Tanpa perlu berlama-lama kenal dan menjalin ikatan, rasa ini muncul begitu kuatnya.

Meski baru sebentar, denganmu aku merasa nyaman. Terima kasih karena aku menikmati setiap momen kebersamaan

Hingga saat ini ternyata rasa nyaman telah menyelimuti diriku. Beragam perilaku dan ucapan yang kamu tujukan kepadaku ternyata mampu menggugah rasa di hati. Mulanya aku risih dan merasa tak enak dengan kemunculan ini, namun aku mencoba untuk berpikir.

Mungkin inilah yang dianggap benih-benih asmara yang sedang merasuki diri. Namun setelah bertemu denganmu dan beberapa kali bertukar cerita, sepertinya benar. Rasa nyaman ini semakin besar dan jujur, aku pun menikmati setiap momen kebersamaan denganmu.

Tentu kita masih belum berani berbicara berat tentang masa depan. Namun kita saling menjaga diri demi hubungan ini

Aku tahu bahwa sekarang mungkin bukan waktu yang tepat membicarakan masa depan. Aku paham dalam hubungan yang masih baru ini, kamu pun akan heran dengan arah pembicaraan kita. Oleh karenanya, aku berusaha untuk menghindari pembicaraan itu.

Hebatnya, ternyata kita berdua saling menjaga diri demi hubungan ini. Aku dan kamu sama-sama menjaga perasaan dan tak bosannya belajar mengerti. Kita berdua mencoba membaca apa yang disukai dan tidak. Dengan begitu kita sama-sama tumbuh menjadi pasangan yang kuat, yang selalu memelihara keharmonisan dalam hubungan.

Tuhan menciptakan kita berpasang-pasangan. Seperti puzzle, semoga kita memang kepingan yang Dia pasangkan

Sebagai makhluk ciptaan-Nya, tentu kamu dan aku senantiasa bertanya-tanya apa yang Tuhan rencanakan. Apakah kita berdua memang menjadi kepingan puzzle yang dipasangkan atau tidak? Hanya Tuhan yang tahu. Aku hanya dapat berharap, bahwa apa yang Tuhan rencanakan sesuai dengan harapan ini. Harapan yang setiap malamnya mampu membuat hati dan pikiran gelisah memikirkannya.

Aku tak sabar mengetahui apa yang akan terjadi nanti. Perjalanan panjang ini akan sangat kunikmati

Karena memang menjadi misteris, tentu saja kita tak tahu kapan waktu yang tepat untuk mengetahuinya. Saat ini aku hanya bisa menunggu dan bersabar tentang skenario yang Tuhan buatkan untukku dan untukmu. Apapun hasilnya nanti, akan aku coba untuk menerimanya karena rencana Tuhan merupakan yang paling terbaik. Dan sekarang ini yang kulakukan hanyalah mencoba menikmati perjalanan panjang, yang masih membentang luas di depan sana.

Ada banyak hal yang menjadi misteri di dunia. Salah satu yang paling membuatku penasaran, yaitu misteri tentang hubungan denganmu. Rasa nyaman yang sudah membandel ini akankah berlanjut pada masa depan bersama? Entah apapun rencana Tuhan, tapi kuyakin itulah yang terbaik nanti. Perjalanan yang masih panjang, aku nikmati setiap detiknya agar tak ada momen yang terlewat bersamamu.

Friday, January 1, 2021

Untukmu Pria yang Dulu Memilih Pergi dan Memohon Kembali || Narasi Rindu


Untukmu Pria yang Dulu Memilih Pergi dan Kini Memohon Ingin Kembali

Kubayangkan kamu akan terkejut membaca suratku ini. Kamu pasti sudah paham, aku bukan orang yang pandai mengungkapkan perasaan lewat tulisan. Tanpa sebuah alasan yang kuat, mustahil aku mau susah payah menulis surat.

Oh iya, kamu tentu masih ingat kisah kita dulu. Dan tulisan ini akan sejenak membawa kita kembali ke masa lalu. Tapi maaf, aku bukan ingin merutuki keadaan atau berharap cerita kita bisa diulang. Surat ini adalah peringatan, agar kamu tak seenaknya bermain-main dengan perasaan.

Dulu aku seorang pesakitan. Ditinggal olehmu tanpa alasan, aku limbung, tak tahu ke mana harus ‘pulang’
“Bagiku kamu adalah rumah. Tempatku berkeluh kesah, tentang segala remeh temeh dunia yang semakin membuat jengah…”

Kamu pernah jadi teman yang paling menyenangkan. Kamu rekan yang selalu bisa diandalkan. Bersamamu, aku menemukan apa itu kebahagiaan. Setelah sebuah penyataan dan pertanyaan yang terdengar tulus keluar dari mulutmu, aku sepakat untuk merencanakan masa depan bersamamu.

Sayangnya, harapan-harapan indah itu hanya ada di dalam kepalaku saja. Kamu justru memilih pergi, tanpa aku tahu apa yang jadi alasannya. Dan setelah kepergianmu, hidup rasanya tak bisa berjalan baik-baik saja. Kamu hebat karena berhasil meninggalkan luka hati yang sakitnya luar biasa.

Betapa sakitnya jadi aku, kamu jelas tak pernah tahu. Bisa bertahan sampai detik ini adalah pencapaian terbesar dalam hidupku Kita pernah jadi dua orang paling bahagia di dunia. Aku yang dulu membuatmu tergila-gila, dan kamu yang menjadikan hidupku lebih berwarna. Kita bahkan sering bicara tentang masa depan, pernikahan, hingga soal menghabiskan masa tua bersama di sebuah rumah di pedesaan.

Bagiku, rencana-rencana itu terlalu indah jika tak diwujudkan. Pantas saja setelah kamu pergi, hidupku jadi berantakan. Aku tak tahu kemana kaki-kakiku harus melangkah. Tanpa kamu, hidupku rasa-rasanya sudah kehilangan arah.

“Dulu, kamu adalah harapan yang aku semoga-kan. Kamu adalah doa yang kurapal di sepertiga malam, dan ku-amin-kan berulang-ulang…”

Setelah berhasil berjuang sendirian, kini kamu kembali datang. Gilanya, enak saja kamu memohon agar cerita kita bisa diulang
Perlahan, kesalahan demi kesalahan mulai bisa disadari. Mungkin, memang aku yang tak bisa mengendalikan diri. Menempatkanmu sebagai belahan hati, aku merasa tak butuh apa-apa lagi. Aku lupa bahwa perasaan adalah hal yang paling tak pasti di dunia ini. Aku lupa bahwa kamu boleh saja bilang cinta hari ini, lalu esok bilang benci.

“Aku berharap kita bisa bertemu. 
Minum teh berdua dan mulai berdamai dengan masa lalu. 
Aku merindukanmu…”

Susah payah berdamai dengan diri sendiri, membaca pesan yang kamu tinggalkan hanya membuatku geli. Kita bertemu? Membicarakan masa lalu? Rindu? Hey! Setelah kamu meninggalkanku tanpa alasan, pertemuan denganmu adalah yang paling tak kuharapkan. Kamu yang memilih pergi, maka selamanya jangan pernah berharap untuk kembali.

Aku sadar hidup lebih layak dijalani sendirian, tanpa pasangan yang nyatanya tak pantas dipertahankan
Meski pernah limbung lantaran ditinggalkan, toh sampai hari ini aku masih bisa bertahan. Mati-matian berusaha kembali menata hidup, aku sadar masih banyak hal yang bisa diperjuangkan. Pendidikan, pekerjaan, keluarga, teman-teman, dan bukan kamu pastinya.

Kini aku bahagia hidup sendiri saja, tanpa pasangan yang ada di sisi sehari-harinya. Bukan berarti trauma atau tak percaya cinta, aku hanya lebih berhati-hati agar tak jatuh ke lubang yang sama. Bagiku, kamu hanyalah sepenggal kisah pahit di masa lalu. Cukup sekali kamu mampir di hidupku, tapi jangan berharap untuk datang dan kembali mempermainkan perasaanku.

Kamu yang dulu memilih pergi, jadi jangan berpikir bisa seenaknya kembali lagi
Pilihan selalu datang sepaket dengan konsekuensinya. Kamu pun cukup dewasa untuk bisa berpikir dan mengambil keputusan dengan bijaksana. Jika dulu kamu memilih pergi, kuharap kamu punya alasan kuat yang memang sudah tak bisa ditawar-tawar lagi. Dan sebelum memohon untuk kembali, seharusnya kamu berpikir lebih dari seribu kali.

Di dunia ini tak ada wanita yang mau diperlakukan seenaknya. Setelah dihempaskan begitu saja, mustahil untuk kembali menjalani hubungan seperti sebelumnya. Aku mungkin sudah memaafkanmu, tapi bukan berarti kita bisa kembali seperti dulu. Terima kasih. Dan mulai hari ini semoga kamu tak lagi mengganggu hidupku.