Perihal Menyatakan Perasaan - Memendam Perasaan Atau Menyatakan
Besar Kemungkinan setiap orang pernah berada pada fase ini.
Dilema antara tetap memendam perasaan atau menyatakan.
Ada banyak hal yang menyebabkan seseorang memilih memendam.
Seperti aku misalnya,aku takut perasaan tidak berbalas.
Meski aku tahu, kemungkinan terburuj dari mencintai hanyalah tidak dicintai kembali.
Dan itu sesungguhnya tidak teramat buruk.
Bahkan ada yang lebih buruk dari pada itu, saat aku tidak berani menyatakan perasaan.
Aku akan dihantui pertanyaan seumur hidup "Apa kau pernah mencintai aku juga?"
Banyak orang akhirnya menyesal.
Seperti yang diceritakan difilm-film dan buku-buku.
Perasaan yang terlambat dinyatakan.
Paahal sebenarnya kau juga perasaan yang sama
Hanya saja, kau jjuga tidak punya keberanian untuk menyatakan.
Dan saat salah satu dari kau dan aku memberanikan diri menyetakan,
saat itu salah satu dari kita sudah punya pasangan.
Itu menyakitkan, bukan?
Andai saja aku berani menyatakan, tentu hal sesakit itu tidak terjadi
Perasaan yang tumbuh didada, bukanlah perasaan yang salah.
Setiap orang berhak dijatuhi cinta.
Dan dari teori manapun yang kau pelajari, cinta tak pernah salah
Perasaan adalah Perasaan
Meski jatuh dan membuat patah, cinta terlihat kejam dan menyakitkan.
Namun harus diingat - ingat lagi, setiap hal yang jatuh slalu punya masa baik.
Begitulah perasaan.
Saat dia memilih jatuh di hatimu.
Kau hanya punya pilihan.
Mengambilnya dan menyatakan.
Atau membiarkan waktu membuatnya hilang atau mungkin diambil orang
Sebab itu aku tak ingin terlambat.
Ah, ku pikir soal perasaan bukan perihal jenis kelamin
Perihal perasaan semua sama saja
Laki-laki dan Perempuan sama-sama ingin bahagia, Bukan?
Aku menyatakan perasaanku bukan semata agar kau membalas perasaanku.
Tak lain hanya ingin kau tahu, aku orang yang jatuh cinta kepadamu.
Dan, tidak ingin menyimpannya sendiri.
Sebab tugas orang menyatakan perasaan hanyalah menyatakan perasaan.
Hanya memberi tahu bahwa ia punya perasaan.
Bukan memastikan perasaan itu terbalas.
Perihal terbalas atau tidak, itu urusan lain.
Saling diam berlama-lama
Mungkin,ini yang namanya nyaman.berlama-lama denganmu.tanpa melakukan apa-apa.selain saling diam.menatap pantai.atau tiduran menatap langit di taman belakang kampus.melihat bintang-bintang berlarian.menikmati momen diam yang lama.kita tidak perlu lagu untuk merasakan bahagia.
Berjam-jam tanpa suara,masih bisa membuat kita ingin berdua.aku senang menatapmu,yang tiba-tiba menatapku lama,dimatamu aku selalu merasa lebih baik.aku tak pernah merasa sendiri.aku selalu punya teman,bahkan saat aku sudah pulang.dikepalaku kau ku ajak kemana-mana.mendatangi tempat-tempat tak terduga
Itulah alasan,kenapa aku ingin selalu bertemu denganmu.menggodamu,”ih jerawatan”atau sekedar membelai rambutmu”ih kamu ketombean ,ya?!”kamu cemburut, dan aku tertawa.lalu,kita diam untuk waktu yang lama.menikmati lamat-lamat kebersamaan,memandang hal yang ada di pandangan.meski sibuk dengan pikiran masing-masing,namun kita tak pernah merasa resah satu sama lain.
Hingga hari ini,kita masih suka melakukan hal yang sama.saling menerka-nerka isi kepala.tanpa pernah menuntut satu sama lain.tanpa pernah membahas hal-hal lain.kita hanya menikmati suasana,yang membuat kita larut.meski bisa saja kehilangan datang seketika,tetapi kita tetap percaya,rasanyaman ini adalah bahagia,lalu kenapa harus takut kalau akhirnya kita saling jatuh cinta?
Mencintaimu Saja Sudah Bahagia
Aku tahu aku yang jatuh cinta. Bukan dirimu
Aku paham aku yang memiliki perasaan terbelih dulu kepadamu.
Aku diam-diam memperhatikanmu.
Yang tanpa pernah kau sadari (atau mungkin kau sadar tapi pura-pura tidak sadar) aku sering cari perhatianmu.
Aku hanya ingin melakukan sesuatu agar kau melirik aku.
Hanya ingin kau tahu ada orang yang dengan sepenuh hati sedang ingin kau tatap.
Meski sejujurnya, dengan berada d sampingmu tanpa kau tahu perasaanku pun sudah bahagia.
Aku hanya ingin menumpangkan rindu di dadamu.
Bukan untuk memaksamu memilikinya.
Aku hanya ingin menumpang harap dipelukmu.
Bukan untuk memaksamu mewujudkannya.
Aku hanya ingin mencintaimu, tanpa pernah memaksamu untuk kembali membalas cinta.
Aku hanya ingin melakukan hal-hal yang tak membuat hatiku menyesal nanti bila ku tak melakukannya.
Kelak, jika doa-doaku tidak pernah dikabulka oleh TUHAN untuk bersamamu,
aku tidak pernah menyesal telah memanjatkan dalam pago - pagiku yang dingin.
Dalam malam-malamku yang dingin.
Dalam rindu-rindu yang sepi,tanpa pernah merasakan peluk yang pasti.
Karena bagiku , mencintaimu saja adalah hal ISTIMEWA.
Mencintaimu saja adalah hal yang tidak akan pernah mampu dibeli dengan apapun.
Oleh Karena itu hanya aku yang bisa mencintaimu seperti ini.
Dengan mencintaimu saja aku sudah bahagia.
Apalagi bila bisa memiliki dan menyatukan hati denganmu.
Aku tidak pernah berpikir akan menjadi kekasihnya. Tidak pernah juga berharap akan menjadi seseorang yang menemaninya makan sebagai sepasang kekasih. Aku dan dia hanya berteman, sebelumnya. Sebelum akhirnya kami saling menyadari. Ada hal yang mengikat kami. Perasaan yang tumbuh melalui proses panjang. Perasaan yang berawal dari perkenalan biasa. Kemudian kami memilih berteman. Hingga akhirnya kami sepakat menyebutnya dengan sahabat. Setelah sekian lama. Tanpa kami sadari. Hari ini aku dan dia sudah menjadi begini saja .
Tiba-tiba saja aku cemburu saat ada orang lain menginginkannya. Tiba-tiba saja aku merasa risih saat ada teman lain yang lebih mesra dengannya. Entah sajak kapan. Yang aku tahu, perasaan itu mulai mendatangiku setiap kali ia membagi senyum kepada orang lain. Jika aku tahu, orang itu juga menaruh perasaan kepadanya. Perasaan itu semakin tumbuh. Dan aku semakin tidak bisa mengendalikannya. Aku tidak bisa memungkirinya.
Hingga pada suatu ketika. Dia juga merasakan hal yang sama. Dia mengatakan, dia tidak suka kalau aku terlalu dekat dengan orang lain. Meski tak mengatakan cemburu. Tapi ia memperlihatkan kalau dia cemburu. Aku? tentu merasa senang. Aku mulai berpikir ini adalah jatuh cinta. Aku mulai berharap kami merasakan perasaan yang sama.
Dan cinta memang jatuh di hatiku dan dia. Melalui proses panjang. Aku dan dia tidak bisa menutupi lagi. Bahwa kami memang tidak bisa saling memungkiri. Kami saling jatuh hati. Aku ingin dia lebih dari sekedar sahabat. Dia pun ingin aku menjadi lebih kuat dari sekedar sahabat. Kami sepakat, sekarang hubungan kami bertambah. Sebagai kenalan. Teman. Sahabat. Dan hubungan baru. Sebagai kekasih.
-------------------------------------------------
Sejujurnya aku senang berlama lama denganmu. Menikmati setiap detik yang menemani detak jantung kita. Suaramu, manjamu, dan semua hal yang kau hadirkan membuatku merasa lebih baik. Seringkali suasana hati yang sedang tak karuan bisa tiba tiba tenang karenamu. Semakin hari kita semakin nyaman. Dan rasanya aku semakin terikat kepadamu. Ada rasa butuh yang membuatku semakin betah denganmu.
Namun ada sesuatu yang tiba tiba mendebarkan dadaku lebih kencang. Ada hal yang tiba tiba mengoyahkan segalanya. Kata nyaman tak lagi terasa seaman dulu. Bagaimana mungkin ini bisa terjadi. Aku bahkan tidak bisa memercayai diriku sendiri. Aku jatuh hati pada seseorang yang sudah membiarkan hatinya diikat oleh orang lain.
Apakah perasaan ini salah? Adakah cinta yang tumbuh atas kesalahan? Atau memang keadaan yang membuat semua ini menjadi salah. Lalu kenapa ada cinta seperti ini? Pada saat kita bahagia, sementara ada seseorang yang belum kau selesaikan kisahmu dengannnya. Apa semua ini benar benar membuat kita bahagia?
Aku telah mencari jawaban untuk semua pertanyaan di kepalaku. Namun aku tak menemukan apa pun selain kamu. Tidak ada dia, tidak ada siapa pun yang aku temukan. Lalu apa ini bisa kita sebut cinta? Pada saat yang sama kita sudah melukai dia. Apakah ini yang namanya kebahagiaan? Di saat yang sama kita menghancurkan hati seseorang.
Pada saat begini, aku sama sekali tidak bisa memilih. Pergi meninggalkan orang yang kucintai atau tetap bertahan dan membiarkan orang yang kucintai menyakiti. Aku tahu ini bukan pilihan. Namun jatuh hati padamu pun bukanlah sebuah keinginan. Atau mungkin cinta memang datang dengan cara begini. Menguji apakah kita sanggup bertahan saat salah satu tersakiti.
----------------------------
Menemukanmu Membuat Aku Merasa Cukup.
Wajar saja kalau kamu berpikir aku akan berpaling, aku akan tertarik sama yang lain. Itu hal yang normal. Bagian dari rasa cemburu, bagian dari rasa curiga, bagian dari rasa yang seharusnya tak kamu biarkan ada terlalu lama. Kamu mengerti, membangun rasa percaya jauh lebih baik dari pada berpikir hal yang hanya membuat kita mengarah kepada hal-hal yang lebih buruk.
Mari kita saling belajar. Kamu harus pahami lagi. Kita bukan dua orang yang mencari orang terbaik lagi. Terutama aku, sama sekali tak mencari yang terbaik lagi. Aku sudah menemukanmu. Aku ingin kita sama-sama meniti dan memperjuang diri kita menjadi dua orang yang saling lebih baik dari hari ke hari. Agar kelak kita kuat menghadapi hal-hal yang lebih berat lagi.
Aku tak bisa menjanjikan bisa menjadi perempuan paling bahagia. Namun, aku selalu berusaha membahagiakan diriku bersamamu. Sebab aku percaya, saat aku bisa bahagia, aku akan menularkan kebahagiaan itu, begitu pun sebaliknya. Aku tak ingin menjadi seperti beberapa orang yang kukenal di masa lalu, yang berjanji paling manis, akhirnya pergi juga meninggalkan tangis.
Jangan risau lagi perihal yang tak perlu kau risaukan. Tetaplah kejar impianmu, aku telah menetapkan hatiku ingin memilihmu saja. Tak ada pikiran aneh-aneh seperti yang sering kamu ingatkan. Percayai satu hal; menemukanmu membuat aku merasa cukup. Aku hanya ingin seseorang yang bersedia saling memperbaiki diri bersamaku. Karena nanti, jika aku tak kuat lagi berjalan, aku ingin seseorang yang tetap bertahan denganku. Seseorang yang paham, bahwa yang sempurna itu tak ada. Tapi yang bersetia akan selalu menjaga apa yang ia punya.
----------------------------
Meski terkadang kita tak sepemikiran..
Maaf, jika untuk beberapa hal aku terlalu menghawatirkanmu. Semoga kita tetap bisa menjaga hubungan ini dengan komunikasi yang baik. Agar semua yang kita rencenakan bisa tercapai dengan cara yang terbaik. Jangan memendam, apabila ada hal yang tak kau sukai pada apa yang aku lakukan. Katakanlah, sebab kita akan
belajar untuk saling memahami satu sama lain. Aku hanya ingin kamu tetap nyaman denganku, dengan kesungguhanku.
Maaf, jika aku terkadang dengan berat hati mengizinkanmu ke suatu tempat. Bukan karena mengekang kebebasanmu. Aku tau ini berlebihan, tapi aku percaya bahwa kau tau yang terbaik. Atau pada beberapa hal yang tak kubiarkan kau lakukan seorang diri. Bukan karena aku tak membebaskanmu sepenuhnya. Semisal, jangan bicara dengan nada yang tinggi disaat kau marah. Aku hanya ingin kau dan aku tetap berusaha menyelesaikan dengan baik apapun yang kita hadapi. Itulah mengapa setiap kali kita berbeda paham, aku tak ingin kita memilih diam. Kita harus menyelesaikannya dengan tenang.
kamu perempuan yang dengan sangat kucintai. Aku pun mengerti kamu memilihku juga karena perasaan di hati. Kita akan terus belajar menerima. Kau akan melengkapi kebahagiaanku, begitupun aku kepadamu. Mari sama-sama kita melengkapi apa-apa yang masih menjadi kekurangan, kita jaga apapun yang membawa kita kepada hal-hal baik. Satukan tujuan bahwa kita akan saling membahagiakan. Kita akan menjaga apapun yang selalu kita perjuangkan. Dan tidak akan menyerah hanya karena tidak sepemikiran.
kita akan mencari jalan terbaik. Memecahkan masalah dan menemukan solusi. Itulah alasan, mengapa kau harus tetap tenang dalam keadaan marah, atau aku harus tetap berpikir jernih saat kau tak ada kabar. Kita akan melalui banyak hal, yang mungkin saja tak semudah yang kita bayangkan. Akan banyak ujian yang harus kita selesaikan. Kalaukah kita tak kompak dalam masalah perasaan, bagaimana mungkin kita mampu mencapai semua impian bersama.
Maaf, jika terkadang aku berlebihan dalam memastikan kau baik-baik saja. Tak ada niat lain, selain ingin kau tetap baik-baik saja. Sebab, aku yang teramat cinta
-------------------------------
Membunuh Rasa Curiga.
Barangkali yang paling mungkin membunuh dua orang yang menjalani hubungan jarak jauh adalah rasa curiga. Perasaan yang timbul di kepala, yang mengarah pada pengrusakan kepercayaan. Jika tidak bisa mengendalikan diri, ia bisa tumbuh menjadi api cemburu yang tak beralasan. Lalu pelan-pelan membakar dua orang yang sedang berjuang bertahan. Perasaan curiga adalah bibit pembunuh paling bahaya dan buta. Ia butuh dikendalikan dan ditenangkan. Lalu dibunuh pelan-pelan. Perasaan curiga yang tidak mampu kau bunuh seringkali akan membunuh dirimu sendiri. Aku menyadari hal itu, sebab itu aku ingin selalu berhati-hati perihal mencintai kamu. Kita yang sedang dipisahkan jarak.
Sebagai manusia bisa, perasaan curiga itu kadang tumbuh. Saat kau sedang pergi ke suatu tempat. Lalu telat atau lupa mengabari. Di kondisi seperti ini, jika tak mampu menyabarkan diri dan berpikir jernih, seringkali membuat suasana menjadi keruh. Hubungan yang awalnya sedang baik-baik saja. Bisa saja tiba-tiba menjadi celaka. Satu di antara kita akan menaruh perasaan curiga, yang sebenarnya satu lagi tidak melakukan hal yang seperti didugakan. Kalau sudah begini, perang bisa mulai pecah. Apalagi jika tidak ada yang bisa menenangkan. Jika saja tidak ada yang bisa mengingatkan bahwa kita adalah dua orang yang sedang sama-sama memperjuangkan.
Salah satu yang melahirkan rasa curiga adalah ketidakmampuanku mengendalikan diri akan rasa takut kehilanganmu. Hal yang sebenarnya sangat tidak perlu dijaga saat dua orang menjalani hubungan jarak jauh. Sebab, kunci paling penting dalam menjalani hubungan ini adalah saling memercayai dan saling menjaga. Lalu berkomunikasi yang baik untuk menyeimbanginya. Sementara curiga yang berlebihan seringkali buta, dan melupakan cara berkomunikasi yang baik. Curiga seringkali melahirkan ketakutan yang berlebihan (namun disembunyikan)
----------------------
Menjadikanmu Teman Berbagi.
Beri aku waktu untuk memahamimu, untuk mengerti kamu. Agar apa-apa yang telah kita jalani tak berakhir sia-sia. Aku hanya belum mampu sepenuhnya menerjemahi apa saja yang kamu ingini. Hal-hal yang terkadang seringkali membuat aku salah dan kita salah paham. Sesungguhnya aku tidak pernah ingin kau sedih. Tak ada sedikit pun niat hati untuk menyudahi semua yang kita perjuangkan menjadi sia-sia. Aku ingin kita tetap menjadi kita. Dua orang yang terus belajar saling memahami dan memilih untuk bertahan tanpa pernah ingin pergi.
Jangan marah-marah melulu. Sungguh semua ketidaksediaanmu membuatku takut kehilanganmu. Aku takut kita menjadi dua orang saling menyakiti. Aku takut semua yang kita perjuangkan menjadi hal yang membunuh semua mimpi. Yang aku inginkan, aku kau beri kesempatan untuk terus bersamamu. Jika salah menerpaku semangatlah mengingatkanku. Juga jika semua itu terjadi kepadamu, terimalah dengan senang hati apa yang aku sampaikan kepadamu.
Aku hanya ingin kita tetap baik-baik dalam cinta yang baik. Meski mungkin bukan pasangan terbaik, kita tidak seharusnya menjadikan kisah ini cerita terburuk. Yakinkan dirimu bahwa hanya aku manusia yang menginginkanmu. Pahami dengan hati, kita terlahir untuk saling belajar memahami. Kita ada untuk menjaga apa saja yang kita jadikan rencana. Mari saling menguatkan, jika salah satu di antara kita mulai lemah. Mari saling mengingatkan, jika salah satu di antara kita salah.
Jangan menunda-nunda mengingatkan. Tak ada gunanya membuat salah satu di antara kita menerka-nerka tanpa pernah sadar apa yang menjadi penyebab segala luka. Jika kau merasa tersakiti, katakan saja dengan sejujurnya. Barangkali aku tak menyadari apa yang aku perbuat adalah hal yang menjadikan hatimu sedih tak terlihat. Jangan memendam luka, sebab bisa saja tumbuh menjadi dendam dan melahirkan lagi luka. Aku pun ingin belajar dari hari ke hari. Aku ingin menjadikan semuanya menjadi lebih baik lagi. Menjadikanmu teman berbagi, juga bagian dari segala rencana yang ingin kuwujudkan nanti.
---------------------------------
Hatimu yang Dengan Penuh Kucintai.
Kepada kamu yang membuat aku jatuh hati dan memilih berhenti mencari. Mungkin saja esok kita merasa lelah dan jenuh dengan semua yang kita jalani. Bisa jadi kamu bertemu dengan orang baru yang mungkin terlihat menarik daripada aku. Atau aku yang tiba-tiba bertemu dengan seseorang yang berbeda dari dirimu, dan suka padanya. Kita mungkin saja ada di fase seperti itu. Berada pada titik ingin merasakan hal baru. Ingin menjalani sesuatu yang bisa saja terlihat lebih merayu.
Namun, pahamilah, saat memilih saling jatuh hati kita sudah meniatkan dan bersepakat untuk berhenti mencari. Ingat-ingat lagi, bagaimana panjangnya perjalanan yang telah kita lalui. Berapa banyak hal pernah kita lewati. Lalu, jika saat ini ada hal baru, yang bisa jadi hanya penguji rasa di dada. Akankah kamu menyerah begitu saja? Bukankah kita selalu percaya; cinta jauh lebih kuat dari apa saja.
Marilah mendekat untuk mendekapku lagi. Pelan-pelan kuatkan lagi janji-janji yang mungkin kendur sebab ambisi. Kita rekatkan lagi perasaan-perasaan yang mulai dingin dan pucat pasti. Sebab, kita sudah memilih saling jatuh cinta. Maka, selayaknya bertahan dan kembali saling menjaga. Hatimu sudah menjadi bagian dari apa saja yang aku gelisahkan. Begitu pun dengan hidupku, sudah menjadi pengisi hari-harimu. Hal-hal yang tak pernah ingin lepas dari apa saja yang kau hadapi. Senang dan sedihmu.
Semoga kamu mengarti, bahwa dengan tetap mencintai dan bertahan padamu aku merelakan banyak hal terlewati. Namun aku tidak pernah menyesali, sebab bersamamu hal sederhana pun bisa terasa lebih berarti. Jangan berniat pergi lagi. Hatimu sudah terlanjur menjadi hal yang dengan penuh kucintai. Kita adalah dua orang yang sama-sama berjuang melawan rayuan. Bukan kamu saja yang sedang memperjuangkan. Aku pun juga selalu mengabaikan perasaan lain yang datang kepadaku. Perasaan yang mungkin saja membuatku melepaskanmu jika mengikutinya. Namun, aku tidak pernah memilih membiarkannya hidup berlama-lama dalam kepalaku. Sebab, aku sudah memilihmu dan selalu ingin berhenti mencari cinta yang baru.
==============================
Jika Terlalu Rindu.
Terlalu rindu seringkali menjelma hal-hal yang tidak biasa. Semisal tiba-tiba dihantui ketakutan akan kehilangan kamu yang berlebihan. Kalau sudah begini. Aku harus menenangkan diriku dengan lebih. Bahkan tak jarang, aku didatangi mimpi yang aneh. Yang membuatku menghela napas panjang saat terbangun. Sungguh, rindu kadang menjelma hal-hal yang menyeramkan. Namun, aku selalu ingin menenangkan diri. Aku paham, rindu yang tak terkendali bisa saja melukai hati. Bisa saja menjadi penyebab kesalahpahaman. Itulah mengapa, saat aku merindukanmu, aku ingin mengatakan secepatnya. Karena dengan begitu, setidaknya, perasaanku bisa lebih tenang. Meski rindu tak juga berkurang.
Jarak adalah satu-satunya hal yang harus kita kutuk. Namun apalah daya, kita tak pernah benar-benar bisa membuatnya seketika takluk. Aku tidak bisa berada di sampingmu saat ini juga. Saat rindu terasa semakin bergelora. Aku tak bisa menembus angin, lalu berdiri di sampingmu saat kau ingin. Kalau sudah rindu begini, aku hanya bisa mengabarimu. Atau memendam perasaanku sendiri. Dan rindu terasa semakin menyesakkan. Apalagi jika kau sibuk dengan duniamu. Kau sibuk dengan pekerjaanmu yang memang harus kau jalani pada jam tertentu. Mau tidak mau aku harus menerima. Aku tidak seharusnya menyalahkanmu. Itu bagian dari tuntutan hidupmu. Hanya saja rindu kadang membuat diri tak terkendali.
Satu hal yang aku mengerti; saat rindu sudah terlalu menumpuk di dada ini, aku hanya perlu meyakini, di sana kau juga merasakan hal yang sama. Kita hanya perlu berdoa sampai saatnya kita punya waktu berjumpa. Untuk saat ini biarkan rindu menjelma menjadi doa-doa. Menjadi energi yang menumpuk di tubuh kita. Mengajari banyak hal tentang bagaimana tabah dalam hal mencintai. Dengan begitu, kita bisa merasa lebih tenang. Percayalah, segala yang dijalani dengan tabah akan membawa kita kepada kemenangan yang indah. Tetap jaga hatimu di sana, kujaga rinduku padamu seutuhnya.
Tetaplah mengadu pada Tuhan, jika kita sudah merasa tidak tahan untuk menunda pertemuan. Sebab semua yang terasa tak akan pernah ada jika tak ada yang mengaturnya. Kita serahkan semua kepada yang mahacinta. Hanya itu yang bisa kita lakukan, saat jarak tak bisa kita bunuh seketika. Aku ingin kau mengerti, di sini aku juga sedang berjuang sepenuh hati. Sama seperti aku percaya; di sana kau juga sedang berjuang untuk mempersiapkan segala rencana yang akan kita jalani nanti. Kalau rindu datang lagi kepada kita, menumpuk dan membuat kita merasa hampir gila. Berserahlah kepada yang mahacinta, sebab tiada cinta tanpa keinginan-nya.
No comments:
Post a Comment