Sunday, April 5, 2020
Narasi Rindu - Kamu Tidak Benar Benar Bahagia Denganku
Dua orang yang mencari bahagia
pertanyaan paling mudah didunia ini adalah: apa kamu ingin bahagia?.
Sudah bisa dipastikan semua orang ingin bahagia.
Termasuk aku, juga kamu.
Namun, tidak ada satu pun orang bisa memastikan ia akan baik-baik saja selamanya.
Seperti daun di ranting pohon.
Sehijau apa pun, pada akhirnya akan mengering dan menguning, lalu jatuh dan rapuh.
Atau mungkin jauh sebelum daun itu kering, angin lalu telah membawanya menjauh dari ranting.
Sama seperti kebahagiaan.
Terkadang, saat semua yang kita rasanya menyenangkan.
Saat semua yang kita pikir akan baik-baik saja.
Tiba-tiba saja ada seseorang yang mengusik dan menghancurkannya.
Kamu merasakan hal seperti itu.
Saat kekasihmu- orang yang kamu cintai sepenuh hati- menjadi daun yang jatuh dari dahannya.
Memilih terbang bersama angin yang mengembara. Meninggalkanmu sebatang kara.
Bahagiamu hilang.
Hatimu patah.
Dan seketika kamu menjadi orang yang tidak lagi percaya akan kebahagiaan.
Hingga akhirnya kita bertemu.
Aku yang tak jauh berbeda denganmu merasa kita memiliki sesuatu yang sama.
Hal yang akhirnya kita percaya sebagai perasaan yang bisa menyatukan kita.
Aku yang dilepaskan begitu saja.
Dicampakkan tanpa alasan oleh seseorang yang selalu kuinginkan.
Perasaan itulah yang membuat kita sepakat.
Kita sama-sama mencari kebahagiaan yang dibunuh.
Kita mencoba menghidupkan kembali rasa-rasa senang.
Kembali menghadirkan rindu-rindu yang sebelumnya hanya perasaan pilu. Hingga pada akhirnya, aku mulai nyaman lagi. aku mulai percaya lagi.
Bahwa bahagia tidak pernah habis.
Bahkan saat kamu sudah lelah menangis, bahagia selalu ada.
Aku hanya perlu menunggunya, menyakini segalanya akan pulih lagi.
Kebahagiaan yang hancur berkeping itu, akan dikumpulkan lagi oleh orang baru. Seseorang yang kupercaya adalah kamu.
Hari-hari berjalan dengan segala hal yang membuat kita seolah hilang ingatan.
Rasa sedih dan pedih itu seakan memudar.
Melenyap bersama kebersamaan kita.
Tidak ada yang aku takutkan lagi.
Dua orang yang dulu sedih kini bisa tersenyum kembali.
Mampu tertawa dan percaya, bahwa semua memang akan baik-baik saja.
Meski pada saat yang sama. Aku kadang merasa kamu sedang berpura-pura.
Kamu tidak benar-benar bahagia denganku.
Didalam matamu masih saja kulihat seseorang yang kami jaga dahulu.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment