Kuputuskan untuk Tidak Lari.
Meski Sakit, Aku Yakin Bisa Lebih Kuat dari Ini.
Perjalanan hidup yang kujalani sampai hari ini
rasanya terlalu berliku untuk diingat terus menerus.
Banyak hal yang telah membuatku terluka
dan tak jarang hal itu membuatku ingin berhenti kemudian berlari.
Namun kenyataan mengajakku untuk menyadari
jika hidup tak pernah sesederhana apa yang kubayangkan.
Aku pernah menuliskan keputusasaanku di media sosial,
tapi itu tak pernah menjadi jawaban untuk semuanya.
Hidupku masih terus berjalan
dengan sakit hati yang kugenggam sampai saat ini,
meski aku sudah menuliskan jika aku ingin berhenti.
Setelah itu pun aku paham
kalau apa yang kutuliskan hanya mampu sedikit menenangkan,
tapi tak pernah benar-benar menyelesaikan.
Dan pikiran yang penuh luka itu pun terus mengawang…
Kudapati sakit hati dari mereka yang kukasihi.
Mereka yang benar-benar menjadi orang terdekatku selama ini.
Tak pernah habis pikiran itu berputar di otak,
yang kurasa semakin penuh dari hari ke hari.
Ya, aku tak pernah habis mengira,
mengapa mereka yang benar-benar kucinta justru membuat hatiku menjadi luka?
Hal lain yang membuat hatiku semakin sakit adalah
ketika mereka tak pernah benar-benar menyadari
jika hal itu telah membuat goresan di hatiku.
Seringkali mereka berlalu begitu saja,
tanpa kata maaf yang sampai di telingaku.
Sekalipun maaf itu kudengar,
kurasakan itu tak pernah benar-benar tulus diucapkan.
Mereka hanya menjaga air mataku untuk tak turun saat itu,
pada nyatanya aku selalu menangis diam-diam.
Aku selalu belajar untuk memaafkan mereka
dan masa lalu yang menorehkan luka.
Meski sulit, tapi aku terus mencoba
Perkara memaafkan sesuatu yang sangat membuatku sakit hati
bukanlah hal yang mudah untuk aku lakukan begitu saja.
Sampai hari ini pun aku masih terus belajar untuk memaafkan,
meski mereka tak pernah benar-benar meminta untuk dimaafkan,
tapi aku tetap melakukannya.
Bukan aku ingin disebut sebagai seorang pemaaf tulen,
aku memaafkan karena aku mau melakukannya demi kebaikan diriku sendiri.
Ya, aku memaafkan agar hatiku bisa kembali hidup dengan tenang
karena aku sadar jika aku hidup dengan dendam,
maka aku akan terus gelisah dan tak ada bedanya dengan mereka.
Mengikhlaskan dan menjadikan semua sakit hati
sebagai pelajaran juga aku lakukan untuk diriku sendiri.
Setelah aku bisa sedikit demi sedikit memaafkan semua luka,
rasanya memang aku perlu memanjakan diriku
dengan rasa ikhlas yang harus kubangun.
Meski mereka tidak bisa melihat bentuk nyata dari ikhlas yang kupelihara,
setidaknya dengan begitu aku bisa jauh lebih bahagia.
Aku pun tak pernah berhenti di situ saja,
aku turut menjadikan segala sakit hati yang pernah aku rasa
sebagai pelajaran berharga dalam hidupku.
Bagiku, sebaik-baiknya pelajaran adalah
apa yang pernah kudapat dari masa silam
dan sebaik-baiknya guru adalah pengalaman.
Berbekal itu semua,
aku bangkit dan menjadi lebih baik.
Ya, aku belajar untuk jadi dewasa dan bijaksana
Mungkin seharusnya aku berterima kasih pada mereka semua
yang telah mengajakku untuk merasakan betapa sedihnya sakit hati,
karena secara tidak langsung mereka menjadikan aku untuk memaafkan
dengan ikhlas meski tanpa diminta.
Berkat mereka pula
kini aku bisa menjadi seseorang yang dewasa dan bijaksana,
setidaknya bagi diriku sendiri.
Aku sadar betul jika banyak perubahan yang aku rasakan
setelah berbagai luka menemani masa burukku waktu itu.
Terima kasih, semuanya.
Sejak saat itu pun
aku berjanji tidak akan melakukan hal yang sama.
Karena mengulangi hal itu berarti menyakiti orang lain juga
Sejak saat itu,
saat di mana aku bisa memaafkan semua masa lalu,
aku berjanji pada diriku sendiri
kalau aku tidak akan mengulangi kesalahan mereka
dengan tidak melakukannya pada orang lain
atau membalas semua perbuatan yang sudah mereka lakukan.
Janji itu akan terus aku pegang sebagai bekal bagiku,
agar orang lain tak perlu merasakan luka
seperti apa yang pernah aku rasakan.
Harapanku satu,
semoga aku benar-benar bisa menepati janji itu
sampai batas waktu yang tak akan pernah aku tentukan.
Masalah dan sakit hati ternyata bisa menguatkan.
Sampai hari ini,
aku masih hidup dan terus berjalan menghadapi masa depan
Ya, sampai hari ini aku masih hidup
dan masih harus berjalan ke arah masa depan yang menungguku.
Aku tahu akan ada banyak persimpangan,
tapi aku yakin jika aku akan berhasil sampai
dengan tidak kekurangan satu apapun.
Semua pengalaman pahit itu telah banyak mengajarkanku
jika hidup tak akan pernah berhenti secepat yang aku mau.
Aku bersyukur karena aku mengambil pilihan yang tepat:
menjalani dan tidak pernah berlari
dari segala macam hal yang membuatku sakit hati.
Karena dengan itu semua,
aku kini menjadi pribadi yang lebih baik
dan aku juga akan terus berusaha menjadi lebih baik lagi.
Terima kasih atas semua luka yang sudah mengajarkanku untuk dewasa dan bijaksana 🙂
5$
Masalah dan sakit hati ternyata bisa menguatkan
No comments:
Post a Comment