Thursday, May 12, 2016

Kamu Yang Mengajari Aku Rindu

senja kanajmi
Apa kabarmu? Kuharap kau masih ada saja..

Mungkin ini tak penting bagimu atau bahkan menjadi bagian yang sangat membosankan bagimu, karena setiap menghubungi pasti menanyakan kabar dan beberapa perkataan yang tak jelas. Semua itu memang tak ada arti bagimu tetapi itu sudah menjadi sebuah kebahagiaan sendiri bagiku dan bagi rinduku, itu bisa mengetahui kalau kamu masih ada.'

Dimana kamu ketika aku rindu? rindu mengetahui kabarmu dan memastikan bahwa kamu tetap baik-baik saja adalah sebuah cara yang tetap membuatku bahagia, walaupun ketikanmu membalas chat yang aku kirim dengan sangat singkat dan jelas, dengan satu dua kata yang kamu utarakan, bahkan dengan satu huruf itu teramat penting bagiku.

Karena sebuah kebahagiaan itu bukan perkara tetap berada bersamamu atau berada disampingmu untuk memandang lekukan wajah dan bola mata indahmu. Kebahagiaan bukan pula tentang memilikimu, lebih dari itu, ini tentang perasaan yang masih tetap sama, tentang kenyamanan dan pelajaran selama bertahun-tahun denganmu (5th), perasaan hanya kepadamu yang tak bisa kurasakan kepada orang lain, tentang ingatan yang tak pernah bersedia melupakan kepergianmu dan tentang hati yang menaruh impian bersamamu. Ingin rasanya melarikan diri dari ingatan yang terlalu susah untuk dilupakan oleh karenanya aku tak akan melarikan dari hal itu, hal yang wajib kuhormati tentang perjalanan dikota pelajar ini, perjalanan seperenam umurku bersamamu.

2011th Ingatkah kamu betapa mengasikannya kita pada waktu itu? Pada saat mengarjakan properti untuk sesuatu hal yang wajib kita bawa esokan harinya, aku bahkan tak berani menatap matamu, walaupun dalam hati ingin sekali aku menatap matamu yang sedang asyik menulis diatas polio tentang keperluan selain properti yang sedang dibuat, ingin sekali aku mengucapkan betapa pendiamnya kamu, betapa cantiknya kamu waktu itu tetapi aku tak berani mengganggu kesibukanmu waktu itu, pada saat itulah gejolak hebat terjadi didadaku ketika mencuri pandang wajahmu, walaupun tak ada sapaan diantara kita tetapi kejadian itu membuatku sangat betah, “hahaha” lucu memang, kita menghabiskan waktu tanpa berbicara apa-apa, karena saat itu aku merasa sangat grogi untuk sekedar basa-basi, terlalu malu untuk sekedar memanggilmu.

Waktu berlalu tanpaku sadar sedang memikirkan kamu, suatu hari tiba dalam sebuah ruangan untuk berbincang keperluan kuliah bersama teman yang lain, walaupun sudah lama kita berpapasan dijalan dan sudah lama aku memperhatikanmu tetap saja aku tak berani menyapamu bahkan mengucapakan boleh minta nomer hapemu saja aku masih sangat malu, entah ada keberanian dari mana kusodorkan hapeku untuk meminta nomermu, walaupun hanya mengucap “hey, minta nomer boleh?” tanpa menyebutkan namamu itu merupakan sebuah prestasi yang besar untuk mengawali kisah bersamamu.

Malam telah larut, tak bisa tidur untuk memikirkan apa yang harus aku bahas untuk pertama kali menghubungimu, hanya menemukan beberapa kata: hey sedang apa kamu? Sudah makan apa belum? Apakah kamu tahu tentang itu-apakah kamu juga memikirkan tentang hal yang sama? Entah, hanya kamu yang tahu karena selama ini kamu tak pernah bercerita tentang perasaan waktu itu. Dan jujur saja, aku jadi rajin datang perkuliahan, lebih rajin merapikan diri sebelum berangkat. Agar kamu senang bertemu denganku meski saat kita bertemu kita hanya harus tersipu malu, dan tentu kadang orang-orang dengan usil menertawai, hal itu sungguh membuatku bahagia saat orang-orang menertawakan tentang kita karena bagiku kata-kata yang mereka ucapkan untuk kesenangan mereka adalah sebuah do’a, sebuah do’a untuk kita saling mengenal yang berubah menjadi suka, percaya tak percaya harus percaya, ya memang itulah awal cerita kita dimulai.

Menjadi bahan untuk ditertawai orang itulah awal yang mengasikkan dan menjadi awal kamu mulai terbiasa menceritakan apa yang kamu inginkan, membagi rahasia-rahasia dan impianmu. Kamu ingin menjadi ini, kamu ingin datang ketempat yang jauh untuk menikmati kota pelajar yang lebih romantic. Aku mendengarkanmu, mengamini semua keinginnanmu dan mendoakan semua itu bisa terwujud bersamaku. Aku ingin kamu kekota impianmu bersamaku, ingin pergi kemanapun yang kamu mau asal bersamaku, aku ingin mengarungi setiap detail kota ini denganmu, entah saat itu senja entah hujan, asal berdua denganmu aku mau.

Kamu yang mengajari aku rindu tanpa harus mengutarakan, kamu yang mengajari aku arti cemburu tanpa paham siapa denganmu, kamu yang mengajari aku tentang ketergesaan sebuah pertemuan, kamu yang mengajari aku tentang memiliki seseorang dengan kedewasaan, kamu yang mengajari aku tentang semua itu, aku ingin memelukmu lebih lama, lalu mengatakan, tetaplah baik-baik disana, tetaplah menjadi orang yang kukanal gigih untuk memenuhi impiannya, jika kita sudah tak bisa bersama ingatlah kita begitu lucu saat pertama kali berjumapa, ingatlah begitu culun memulai kisah cinta, dan bagaimanapun kamu adalah orang paling mengesankan, meski akhirnya kita tak pernah mampu untuk mempertahankan.

Kini aku ingin tahu kabarmu?
Sudahkan kamu mencapai impian yang dulu pernah kuamini dalam do’a?
Siapa sekarang orang yang menyukaimu?
Aku rindu, aku rindu ucapan “rokoknya dikurangin, ikut arah angin, awas lobang” dan aku rindu diatas motor berdua bersamamu.

kanajmi - 17 MARET 2016- 1:04 waktu rindu jogja

No comments:

Post a Comment