Monday, May 21, 2018
Aku Selalu Menyukai Matamu - Narasi Boy Chandra
Boy Chandra - Aku selalu menyukai matamu
Narator : iimsua
Seperti halnya menyukai senja yang tak perlu kujelaskan,
aku selalu menyukai matamu.
Menatap lebih dalam kesana.
Lalu menenggelamkan diri berlama-lama.
Tidak ingin berlari lagi.
Segala penat seolah menemukan obatnya.
Matamu selalu bisa menenangkan segala yang gusar.
Menenangkan segala yang sudah berlalu jauh berjalan.
Aku melihat diriku semakin dalam,
semakin tak mau keluar dari matamu.
Itulah sebab mengapa aku suka menjakmu duduk berlama-lama.
Terkadang tida terlalu banyak bicara.
Kita hannya menikmati udara sambil saling menatap.
Dalam hati, aku berdoa, agar denganku saja kamu menetap.
Aku suka segala tentangmu,
terlebih saat kamu cemberut dan cemburu.
Saat begitu, kamu selalu terlihat semakin mempesona.
Ingin rasanya dan tidak kulepas berlam-lama.
Memeluk tubuhmu dan menatap matamu dalam waktu yang sama,
adalah hak termanis dari jatuh cinta.
Lalu mengecup lembut keningmu.
menyadari kita memang harus memperjuangkan rindu.
Selalu akan mengusahakan terus bertemu,
agar tidak tumbuh lebat sendu.
Aku juga suka saat kamu bermandi hujan.
Tidak mandi huajn sungguhan.
Kamu hannya kebasahan hujan
sebab hujan yang turun terlalu lebat.
Kita berteduh di halte, menunggu nagkutan.
Atau kadang,
saat hujan turun sepulang dari tepi laut.
Kita berteduh di pinggir rumah yang sekaligus menjadi warung.
Aku mengelap bias air yang membasahi pipimu.
Kamu malah sengaja mecipratkan air hujan ke wajahku.
Lalu, kita tertawa sambil bermain air.
Tidak berani mandi hjan sungguhan.
Kita hannya memainkan air yang turun dari ujung atap.
Pada saat itu,
matamu lebih menarik dari hujan mana pun.
matamu adalah langit yang teduh yang meneduhkan.
Begitulah aku.
Selalu mempesona oleh bening matamu.
selalu ingin mengurung diri di sana.
Menunda waktu dan membiarkan diriku tenggelam semakkin dalam.
Saat hujan begini, aku selalu disatangi kenang.
Di ajak berjalan ke tempat-tempat yang pernah kita datangi.
Diselindupkan kembali ke saat-saat diam sembari menatap matamu.
Semuanya menjadi terasa nyata,
bahkan saat kamu tak lagi pernah ada.
Saat kamu terlalu jauh dilarikan jarak.
Namun,
Hujan selalu begitu.
Selalu mengingatkanku pada matamu
lalu
entah mengapa selalu saja sesuatu menghangatkan mataku.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment